Kapan harus memakai tripod?
08Jul08
Tertarik saat membaca sebuah blog fotografi soal tripod, saya ingin mencoba menuliskan kembali artikel tersebut disini dan semoga saya tidak dianggap menjiplak tulisan orang lain
Seringkali pemakaian tripod dalam fotografi dianggap ribet dan cenderung diremehkan. Fungsi tripod sebagai ‘kaki’ kamera juga dianggap kurang perlu terutama di era fotografi digital sekarang ini yang telah memberi kebebasan untuk memakai ISO tinggi (sehingga bisa didapat kecepatan shutter yang cepat). Belum lagi fotografer jaman sekarang sudah dimanjakan oleh adanya fitur stabilizer yang mampu meredam getaran tangan hingga beberapa stop lebih rendah dibanding tanpa stabilizer.
Namun fungsi tripod ini tetap saja diperlukan dalam fotografi, setidaknya dalam kondisi pemotretan seperti berikut ini :
Mengutip dari blog diatas – a tripod is what is needed to allow you to slow down your shutter speed, keep your aperture small enough to get good depth of field and not have to boost your ISO into noisy levels.
Seringkali pemakaian tripod dalam fotografi dianggap ribet dan cenderung diremehkan. Fungsi tripod sebagai ‘kaki’ kamera juga dianggap kurang perlu terutama di era fotografi digital sekarang ini yang telah memberi kebebasan untuk memakai ISO tinggi (sehingga bisa didapat kecepatan shutter yang cepat). Belum lagi fotografer jaman sekarang sudah dimanjakan oleh adanya fitur stabilizer yang mampu meredam getaran tangan hingga beberapa stop lebih rendah dibanding tanpa stabilizer.
Namun fungsi tripod ini tetap saja diperlukan dalam fotografi, setidaknya dalam kondisi pemotretan seperti berikut ini :
- Fotografi slow-shutter speed. Dalam hal pemotretan dengan kecepatan rendah (atau dibawah 1/4 detik), fungsi tripod mutlak diperlukan. Pada kecepatan serendah ini stabilizer pada kamera atau lensa pun akan gagal meredam getaran tangan. Juga jangan paksakan memotret di tempat kurang cahaya tanpa tripod, karena anda terpaksa harus menaikkan ISO terlalu tinggi untuk menaikkan kecepatan shutter, tindakan ini akan berdampak pada noise pada foto.
- Foto dengan lensa tele. Lensa tele cocok untuk memotret objek di kejauhan berkat jarak fokalnya yang panjang. Namun semakin panjang jarak fokal, resiko foto jadi blur karena getaran tangan pun akan semakin tinggi. Ingat, getaran kecil saja pada lensa tele akan berisiko membuat foto jadi blur. Jangan merasa kalau cahaya sudah cukup terang maka blur pasti bisa dihindari. Lensa tele 400mm misalnya, sesuai aturan fotografi, memerlukan kecepatan shutter minimal 1/400 detik tetap berada dalam batas aman (tidak berisiko blur). Shutter secepat ini hanya bisa didapat dengan cahaya berlimpah dan/atau pemakaian ISO tinggi. Bila kecepatan shutter yang dipakai di bawah batas aman, ambil tripod dan selamat tinggal blur.
- Foto multi eksposure / HDR. Foto HDR merupakan foto teknik tinggi untuk mendapat dynamic range yang tinggi. Caranya dengan membuat sebuah foto yang didapat dari gabungan minimal 3 foto yang berbeda eksposure (biasanya dengan memakai fitur bracketing pada kamera). Karena nantinya ketiga foto ini akan digabung, maka saat memotret pastikan anda (atau kamera) tidak bergeser sedikitpun, dan ini hanya bisa didapat dengan bantuan tripod.
- Memotret dengan filter ND. Memotret memakai filter ND (Neutral Density) memiliki keunikan tersendiri. Filter ini digunakan untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke kamera tanpa merubah informasi warnanya. Dengan filter ND, bisa didapat foto dengan shutter lambat dan/atau diafragma besar pada kondisi cahaya terang (saat siang hari). Memotret memakai shutter lambat di siang hari bertujuan mendapat efek motion blur pada suatu gerakan sehingga didapat foto yang dramatis. Namun tanpa filter ND, melambatkan shutter dapat membuat foto menjadi terlalu terang/over eksposure, meskipun sudah memakai diafragma terkecil. Untuk foto slow-speed dengan filter ND, gunakan tripod.
- Foto dengan self timer. Yang terakhir ini uniknya justru menjadi alasan kebanyakan orang untuk membeli tripod ( termasuk saya ). Bila kita ingin kita masuk sebagai objek foto, yang diperlukan tentu adalah tripod dan selanjutnya aktifkan mode self-timer pada kamera.
Mengutip dari blog diatas – a tripod is what is needed to allow you to slow down your shutter speed, keep your aperture small enough to get good depth of field and not have to boost your ISO into noisy levels.
Filed under: Fotografi, Umum | 11 Comments
Tag:tripod
Be the first to like this post.
terima kasih, thanks in advance
Brakceting : mengambil setidaknya 3 foto sekaligus dengan eksposure yang berbeda (normal, minus dan plus sekian Ev).
Dalam perkembangannya, bracketing juga diimplementasikan untuk white balance bracketing dan dynamic range bracketing. Tapi yang umum orang pake ya bracketing eskposure itu, bahkan beberapa kamera saku pun menyediakan fitur ini.
D40 tidak ada fitur bracketing. Sebagai gantinya, gunakan tripod, lalu ambil foto minimal 3 kali dengan eksposure yang berbeda (gunakan Exposure compensation, set ke arah minus dan plus).
salut ama om yg satu ini……teruskan berbagi ilmunya om
Sdh 2 mgg ini saya lg asik meng-explore kamera baru saya, 450D. Blog ini sdh sgt membantu sy menentukan pilihan. Trims.
Skr sy nanya masalah teknik fotografi. Tolong diberi panduan ttg bikin foto Panning yg bagus. Saya kok gagal terus ya. Sptnya kombinasi masalah focus yg gak pas dan kecepatan shutter. Pada shtter speed tinggi, objek utama bisa frozen tp background jg frozen. Pdhl pengen saya background nya tetap terlihat gerak.
Yg kedua, kalo foto close up wajah bagusnya focus pointnya single atau multiple ya? Kalo single bagusnya diarahin kmn?
Ketiga, foto saya kok sering blur ya Pak? Masalahnya tangan emang srg shaky. Pdhl udh tahan nafas. Kalo pake tripod kan angle nya terbatas.
Mohon pencerahan Pak Guru. Terima kasih.
Kalo perlu info teknik fotografi jangan ke saya dong, kita kan sama2 belajar. Malah kamera anda lebih bagus dari punya saya…
Dikit aja ya :
1. Foto panning pada dasarnya nggak ada aturan pasti soal kombinasi shutter/aprture. Prinsipnya, shutter musti cukup lama utk menangkap momen dari awal kita panning hingga selesai. Banyak berlatih aja.
2. Baiknya single-AF, arahkan ke mata. Bisa pake teknik focus and recompose.
3. Speed berapa, lensa pake IS nggak? Blur bisa juga karena salah titik fokus. Kalo tanpa IS saya masih bisa tanpa blur pake speed 1/10 detik (posisi lensa 28mm). Dengan IS bisa dicoba hingga 1/4 detik, dibawah itu pakai tripod saja.
Focus n recompose itu gmn ya?
Maksudnya memanfaatkan titik AF yg ditengah utk mengunci fokus pada bagian yg diinginkan, misal mata orang (karena titik tengah adalah yg paling akurat dan cepat), lalu dalam posisi fokus sudah dikunci, pindahkan komposisi kamera supaya mendapat angle yg sesuai, barulah dijepret. Tekbnik kuno ini terbukti masih efektif dan banyak dipakai bahkan oleh pemilik DSLR modern yg punya banyak titik AF. Kelemahan teknik ini adalah tidak cocok utk motret sesuatu yg berlangsung cepat, spt candid, anak berlari dsb. saya biasa pake trik ini karena pada D40 hanya ada 3 titik AF, dan nyatanya titik AF kiri dan kanan tidak secepat titik yg tengah (cross type sensor).
Nah, jgn tanya lagi apaan tuh cross type sensor ya
Pakai jempol kanan, ada tombol 4 arah di samping LCD. Secara default dia ada di posisi tengah kok. Kalo e07 saya baru tahu tuh.. kode error apa nih? Penasaran…
Mau tanya nih ttg tripod..
Saya pengen beli tripod, tapi bingung spec yang bagaimana, karena pengennya dapet yang ekonomis lah, ga terlalu mahal tapi kualitas juga bagus. Udah coba browsing, tapi malah bingung.., materialnya yang bagus yang apa ya mas, yang cukup ringan juga supaya mudah dibawa travelling, lalu idealnya yang bisa menanggung beban sampai brp Kg ya (saya pake Nikon D5000 – asumsi pakai lensa tele yang cukup berat)
Thanks ya mas..